Page 62 - LAPORAN AKHIR GABUNGAN
P. 62
KAJIAN RENCANA PENGEMBANGAN JALUR GEOWISATA (GEOTRAIL) DI KAWASAN
GEOPARK BAYAH DOME, KABUPATEN LEBAK.
skala luas (Dowling & Newsome, 2018). Dengan demikian, hal-hal tersebut dapat
secara signifikan memperluas dan meningkatkan daya tarik suatu daerah di mata
masyarakat yang berkunjung. (Lewis, 2020)
Geotrail relatif mudah dibuat karena dapat dibangun di sekitar rute yang saat ini
digunakan oleh wisatawan—jalur 4WD, mobil, sepeda, jalan kaki, dan menunggang
kuda—yang mudah terhubung dengan tujuan akomodasi namun tidak bersaing atau
berdampak pada masalah pengelolaan/akses lahan (Lewis & Robinson, 2017). Selain
itu juga pentingnya membuat jalur antara geosite ini juga dapat membatasi
pengunjung untuk bisa mengakses geosite secara langsung sehingga mengurangi
potensi kerusakan yang disebabkan oleh pengunjung (L. M. Norrish, 2011). Setiap
aktivitas manusia, termasuk pariwisata, tidak hanya dapat menimbulkan dampak
lingkungan tetapi juga dampak sosial budaya dan ekonomi. Aspek penting dari
perlindungan geosite adalah pengelolaan situs dan pengunjung. Ada situs geologi
yang rusak karena banyaknya pengunjung, vandalisme dan coretan, pembuangan
limbah, polusi, saluran pembuangan dan pengunjung yang ceroboh. Selain
melindungi geosite, geotrail juga dapat menjadi sarana wisata yg menarik bagi
pengunjung.
Sumber : Kajian Tim Penyusun, 2024.
Gambar 2. 2 Contoh Jalan Paving Blok
Jalur geotrail juga perlu memperhatikan fasilitas intepretasi yang memadai karena
akan memberi edukasi tentang karakteristik situs geografis bagi pengunjung
(Ginting, Rahman, Nasution, & Dewi, 2021; L. Norrish, Sanders, & Dowling, 2014).
Edukasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam geowisata. Melalui pendidikan
dan pembelajaran, masyarakat dapat memahami mengapa geokonservasi situs
LAPORAN AKHIR 60

