Page 68 - KAJIAN WARISAN GEOLOGI KABUPATEN LEBAK - 2019
P. 68
4.1.31 Batupasir dan Batubara Pamubulan
Site ini terletak di Kabupaten Lebak, lebih tepatnya Desa Pamubulan,
Kecamatan Bayah. Lokasinya terletak ±125 km dari Rangkasbitung (pusat kota
Kabupaten Lebak). Untuk sampai ke lokasi, pengunjung dapat menggunakan
mobil dengan kondisi jalan yang berbatu mendekati portal masuk, dan jalan tanah
dalam lokasi tambang. Karena merupakan lokasi tambang, dibutuhkan perizinan
terlebih dahulu untuk memasuki lokasi.
Pada site ini ditemukan Pasir kuarsa dan Batubara. Pasir kuarsa ini
diperoleh dari singkapan-singkapan batupasir yang memiliki ukuran butir pasir
sedang dengan warna segar abu-abu muda – putih kekuningan, butir seragam,
kemar tertutup dan mengandung kuarsa. Pada beberapa titik ditemui singkapan
konglomerat dengan ukuran komponen krikil. Komponen yang ada tersusun
umumnya oleh kuarsa berwarna putih susu dan kecoklatan dengan matriks
berupa batupasir berukuran pasir kasar. Batubara merupakan sisipan didalam
batupasir dan batulempung dengan arah jurus kemiringan N 80 – 100 E/ 40. pada
salah satu lubang, diketahui tebal seam sebesar 70 cm. batuan yang disisipi
batubara ada dua jenis, yaitu batupasir halus, dan batulempung. Di temukan
ditemui juga batubara yang mengandung mineral pirit dan getah damar yang
berwarna coklat transparan.Menurut geologi regional, batuan-batuan tersebut
masuk kedalam Anggota Konglomerat formasi Bayah yang terbentuk pada Kala
Eosen Awal.
Site merupakan lokasi pertambangan pasir kuarsa. Perusahaan pemilik IUP
adalah PT. Inkopal (Indo Koperasi Angkatan Laut). Material yang telah menjadi
pasir difraksinasi hingga beberapa kelompok besar butir untuk keperluan pabrik.
Umumnya, pasir kuarsa disini digunakan sebagai material campuran semen. Di
dalam kawasan tambang pasir kuarsa, ditemukan beberapa lubang-lubang galian.
Lubang-lubang tersebut bukan dibuat oleh pemilik IUP, melainkan oleh warga
sekitar untuk menambang batubara. Batubara yang di ambil umumnya yang
berkalori lebih tinggi, ysng dicirikan dari warna yang mengkilap, sedangkan untuk
yang memiliki kilap tanah, disisihkan. Batubara diangkut dengan motor dan di
tempatkan di dalam karung ukuran 50 kg.
Penelitian mengenai batupasir formasi bayah yaitu (Syafriyono dkk, 2018),
(Chandra Dkk, 2013), (Kusumabrata, 1994), dan mengenai batubara bayah yaitu
(Santoso & Daulay, 2019).
Site merupakan tambang batupasir Kuarsa yang umumnya diolah menjadi
pasir dan tambang batubara yang di lakukan oleh masyarakat. Apabila site ini
hendak dijadikan geosite, hendaknya singkapan yang unsur geologinya terlihat
dengan baik tidak di tambang atau di keluarkan dari IUP tambang tersebut agar
batuan dan fitur geologi di site ini dapat diamati dan dijadikan bahan edukasi.
Selain itu proses penambangan batubara secara tradisional pun dapat dijadikan
pertunjukan bagi wisatawan, sehingga harapannya para penggali batubara
tradisional yang beresiko ini dapat beralih profesi menjadi pemandu wisata
khusus.
67