Page 73 - KAJIAN WARISAN GEOLOGI KABUPATEN LEBAK - 2019
P. 73
Lokasi kedua ditemukan beberapa ratus meter dari titik pertama, di
Kampung Payaungan. Sama dengan titik pertama, batubara yang ditemukan
masih berjenis lignit. Lapisan yang ditemukan lebih tebal, dengan ketebalan
lapisan ±1.7 m dengan arah jurus kemiringan N 300 E/ 48. pada lapisan batubara,
ditemukan material yang berwarna kuning cerah, yang kemungkinan adalah
sulfur. Sulfur ini terbentuk dari mineral pirit pada batubara yang telah bereaksi
dengan unsur lain. Batubara di titik kedua juga menyisip pada batupasir.Kedua
lokasi masuk kedalam Anggota Konglomerat Formasi Bayah yang terbentuk pada
Kala Eosen Awal. Dan penelitian mengenai batupasir formasi bayah (Kusumabrata,
1994), (Chandra Dkk, 2013), yaitu (Syafriyono dkk, 2018), dan mengenai batubara
bayah yaitu (Santoso & Daulay, 2019).
Site merupakan tambang batupasir Kuarsa yang umumnya diolah menjadi
pasir. Apabila site ini hendak dijadikan geosite, hendaknya singkapan yang unsur
geologinya terlihat dengan baik tidak di tambang atau di keluarkan dari IUP
tambang tersebut agar batuan dan fitur geologi di site ini dapat diamati dan
dijadikan bahan edukasi. Site ini berada dekat pantai dan secara geologi memiliki
fiture geologi yang mirip dengan pantai Cibobos dan Bukit Sodong. Apabila hendak
dijadikan geosite, site-site ini dapat dijadikan satu geosite mengingat keterkaitan
fiture geologi dan lokasi yang masih satu hamparan.
Gambar 4.35 Batubara Payaungan
72