Page 243 - LAPORAN AKHIR MASTERPLAN KAWASAN SABA BUDAYA BADUY DAN SEKITARNYA
P. 243
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Masterplan Kawasan Saba Budaya Baduy dan Sekitarnya
6.3.8 Rencana Mitigasi Bencana Area Prioritas
Kawasan Saba Budaya Baduy memiliki kondisi geografis yang terdiri dari perbukitan, hutan
lebat, dan jalur sungai, yang membuatnya rentan terhadap berbagai bencana alam seperti
tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah
wisatawan yang datang ke kawasan ini, risiko terkait keselamatan wisatawan dan dampak
lingkungan juga perlu diperhitungkan dalam strategi mitigasi bencana. Oleh karena itu,
perencanaan mitigasi di area prioritas Baduy harus dilakukan dengan pendekatan berbasis
kearifan lokal, di mana sistem adat dan pola hidup masyarakat Baduy yang selaras dengan
alam tetap menjadi bagian dari solusi dalam mengurangi risiko bencana.
Salah satu langkah utama dalam mitigasi bencana adalah konservasi lahan dan penguatan
vegetasi alami untuk mencegah erosi dan tanah longsor. Mengingat masyarakat Baduy
sangat menjaga keberadaan hutan adat (leuweung kolot), strategi ini dapat diperkuat dengan
reforestasi di area yang rawan longsor, penerapan sistem terasering pada lahan pertanian
miring, serta peningkatan kesadaran wisatawan mengenai pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan. Selain itu, jalur trekking dan akses utama wisatawan harus didesain dengan
perkuatan struktur tanah dan pemasangan rambu peringatan di lokasi rawan longsor,
sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalkan.
Untuk menghadapi potensi banjir dan kekeringan, sistem pengelolaan air berbasis adat yang
telah diterapkan masyarakat Baduy juga perlu diperkuat. Masyarakat Baduy selama ini
mengandalkan mata air alami dan sistem irigasi tradisional, sehingga langkah mitigasi dapat
mencakup pembuatan embung alami, pemeliharaan jalur aliran air, dan sistem penyerapan
air berbasis vegetasi di area prioritas. Selain itu, karena wilayah ini sering mengalami musim
kemarau yang panjang, penerapan teknik konservasi air seperti sumur resapan dan
pengelolaan air hujan di zona penyangga dapat membantu memastikan ketersediaan air bagi
masyarakat dan wisatawan sepanjang tahun.
Selain bencana alam, potensi risiko seperti kebakaran hutan dan keselamatan wisatawan di
jalur trekking juga perlu diperhatikan. Penggunaan api terbuka oleh wisatawan harus dibatasi
dan diawasi, dengan penerapan sistem patroli oleh masyarakat adat dan penyediaan titik
pemadam kebakaran sederhana di beberapa lokasi strategis. Untuk meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat dan wisatawan, perlu dilakukan pelatihan tanggap darurat
berbasis komunitas, seperti edukasi tentang jalur evakuasi dan titik kumpul aman di sekitar
area prioritas. Dengan menerapkan rencana mitigasi bencana yang berbasis adat,
keberlanjutan lingkungan dan keselamatan kawasan Saba Budaya Baduy dapat tetap terjaga
tanpa mengubah esensi budaya dan ekosistem yang telah diwariskan secara turun-temurun.
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK 6- 29

