Page 406 - ISU DAN STRATEGI PENGEMBANGAN GEOPARK BAYAH DOME
P. 406

pengambilan  keputusan,  pengelolaan  anggaran  serta  pengembangan
                         kerja sama dan kemitraan dapat lebih mudah dilakukan. Tentunya bentuk

                         kelembagaan  ini  juga  berpengaruh  pada  pengelolaan  anggaran  (Lihat
                         Tabel  5.5  di  bawah)  di  mana  BLUD  merupakan  bentuk  yang  potensial

                         terhadap berbagai jenis pemasukan. Berdasarkan hasil survei daring, saat

                         ini kemitraan dengan non pemerintah yaitu badan usaha sekitar 1 hingga
                         3 kegiatan per tahun di antaranya yaitu Bank Indonesia Event Festival

                         Rinjani, PT. Amman Mineral peringatan Hari Kebencanaan Internasional,

                         PT TOBA TENUN, revitalisasi pewarnaan alami Ulos sebagai unsur culture
                         diversity  Toba  Caldera  UNESCO  GLOBAL  GEOPARK,  SKK-K3S  Migas

                         bantuan fasilitas umum di geosite-geosite, PT. Gag Nikel Pembuatan Buku

                         Geopark  Raja  Ampat,  PT  Timah  Tbk.  dukungan  untuk  pengembangan
                         melalui  sekolah  alam,  PT  MCM  pelatihan  reklamasi  pasca  tambang.

                         Namun  sebagian  besar  kemitraan  ini  dalam  bentuk  CSR  yang  sifatnya

                         jangka  pendek,  dan  jenis  program  juga  hanya  sebatas  program  dan
                         pembangunan kecil seperti fasilitas pelengkap geopark. Sedangkan dalam

                         percepatan pembangunan geopark dibutuhkan kerja sama jangka panjang

                         yang  saling  menguntungkan.  Oleh  karena  itu  diperlukan  bentuk
                         kelembagaan yang fleksibel dan profesional.

                     3.  Profesional namun tetap di bawah pengawasan pemda
                         Kelembagaan  yang  profesional  merupakan  salah  satu  arahan  UNESCO

                         untuk mewujudkan pengembangan geopark yang berkelanjutan. Sehingga

                         bentuk  badan  pengelola  geopark  perlu  memperhatikan  profesionalitas
                         pengelolaan.  Artinya  apa  pun  bentuk  kelembagaannya  tetap  perlu  di

                         bawah pengawasan pemerintah daerah dalam menjamin keseimbangan

                         dan keberlanjutan dalam jangka panjang. Dilihat dari bentuk organisasi
                         pengelola  ada  dua  bentuk  yang  dominan  saat  ini  yaitu  Pokdarwis

                         (Kelompok Sadar Wisata) dan lembaga di bawah kabupaten atau provinsi.
                         Beberapa  contoh  pengelolaan  Pokdarwis  di  antaranya  Geosite  Gunung

                         Apipurba Nglanggeran, Geopark Meratus, Nam Salu Geosite. dan Belitung.

                         Sedangkan  pengelolaan  yang  berada  di  bawah  pemerintah  daerah  di
                         antaranya  Geopark  Natuna,  Geopark  Nasional  Ranah  Minang  Silokek,





                  360                                                   Isu dan Strategi Pengembangan Geopark Bayah Dome
   401   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411