Page 16 - KAJIAN WARISAN GEOLOGI KABUPATEN LEBAK - 2019
P. 16
trans-tensional Aktifitas tektonik ini meng-hasilkan morfologi tinggian (horst) dan
dalaman (graben) yang pembentukannya dikontrol oleh sejumlah sesar mendatar
normal (negative flower structure) yang mengakar ke dalam (deepseated). Struktur
Pola Sunda berkaitan erat dengan daerah-daerah depresi yang potensial
mengandung hidrokarbon.
Dari gambaran seismik diketahui bahwa struktur Pola Sunda mengalami
reaktifasi yang diakibatkan oleh adanya tektonik kompresi pada Kala Plio-
Plistosen. Tektonik yang terakhir ini selain mengaktifkan sesar-sesar tua, juga
menyebabkan seluruh isian sedimen (Tersier) di dalam cekungan meng-alami
pengangkatan, pelipatan dan pensesaran (Helmi, 2006).
2.1.3 Stratigrafi
Menurut Martodjodjo (1984), Jawa bagian Barat dapat dibagi menjadi 4 blok
utama berdasarkan karakteristik penyebaran sedimen pembentuknya (Gambar
2.2) , yaitu:
Gambar 2.2 Pembagian blok Jawa bagian Barat (Martodjojo,1984)
1. Blok Jakarta-Cirebon
Batuan beku dan batuan metamorfosa derajat rendah merupakan bagian
terbawah yang menyusun blok ini yang terbentuk pada Zaman Tersier. Pada
Tersier Bawah diendapkan batuan vulkanik dan lempung merah yang merupakan
bagian dari Formasi Jatibarang, berumur Eosen Atas - Oligosen Bawah. Diatasnya
diendapkan Formasi Cibulakan secara tidak selaras terdiri dari batulempung dan
batugamping sisipan batupasir yang mencirikan laut dangkal. Pada bagian atas
formasi Cibulakan diendapkan batugamping Formasi Parigi, kemudian diatasnya
diendapkan Formasi Subang bagian dari endapan laut dangkal. Setelah itu
15