Page 13 - LAPORAN AKHIR GABUNGAN
P. 13
KAJIAN RENCANA PENGEMBANGAN JALUR GEOWISATA (GEOTRAIL) DI KAWASAN
GEOPARK BAYAH DOME, KABUPATEN LEBAK.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan geowisata sebagai bagian dari pariwisata berkelanjutan telah
menjadi spirit baru bagi upaya konservasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan
masyarakat lokal. Hal ini dikarenakan geowisata mampu menawarkan satu kunci yang
realistis sebagai solusi untuk konflik nyata antara perlindungan lingkungan dan
budaya, dan pertumbuhan ekonomi (Ehsan et al., 2013). Rutherford et al., (2013)
dalam penelitiannya bahkan menyebutkan bahwa geowisata telah tumbuh secara
signifikan disemua benua selama dua dekade terakhir dan telah menciptakan
permintaan yang kuat terhadap pendekatan kreatif dan sistematis untuk
mengidentifikasi situs yang sesuai dengan minat geologi dan menyediakan kerangka
kerja yang komprehensif untuk pengelolaan. Saat ini, geowisata telah menjadi
alternatif pengelolaan wisata berbasis pemanfaatan sumber daya alam secara aman
dan lestari atau berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang sudah dikenal
masyarakat di Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari kekayaan warisan geologi
yang dimiliki Indonesia sebagai negara dengan tatanan geologi dan geomorfologi
yang unik dan rumit (Oktariadi dan Suhendar, 2020).
Salah satu daerah di Indonesia yang dikenal memiliki keragaman geologi menarik dan
telah mendunia dikalangan geologist yaitu Kabupaten Lebak. Sebagaimana tertuang
dalam buku The Geology of Indonesia karangan Van Bemmelen tahun 1949,
diungkapkan bahwa Kabupaten Lebak memiliki keunikan tersendiri dilihat dari aspek
geologi yang seluruhnya berkaitan dengan proses pembentukan Kubah Bayah atau
Bayah Dome. Proses yang terjadi jutaan tahun lalu ini pada akhirnya meninggalkan
LAPORAN AKHIR 12