Page 197 - LAPORAN AKHIR MASTERPLAN KAWASAN SABA BUDAYA BADUY DAN SEKITARNYA
P. 197
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Masterplan Kawasan Saba Budaya Baduy dan Sekitarnya
• Melindungi zona tebing atau lereng dengan tanaman berakar kuat seperti
vetiver atau pandan duri.
B. Kawasan Penyangga
1) Sistem Drainase Semi-Moderen
• Saluran Terbuka Berbahan Alami: Menggunakan batu kali atau beton
sederhana dengan desain terbuka untuk estetika yang menyatu dengan
lingkungan.
• Kolam Retensi (Retention Pond): Kolam untuk menampung air hujan
sementara, membantu mengelola aliran puncak.
• Sumur Resapan: Dipasang di titik-titik strategis untuk membantu infiltrasi air
hujan ke tanah.
• Rain Garden Mini: Menempatkan taman serapan kecil di sekitar jalur drainase
untuk membantu infiltrasi.
2) Jaringan Drainase Terkoneksi
• Saluran Primer: Mengalirkan air dari kawasan penyangga ke embung atau situ
terdekat (Dandang, Ciwangun, Cikiray).
• Saluran Sekunder dan Tersier: Menghubungkan area pemukiman, fasilitas
wisata, dan lahan hijau dengan saluran primer.
3) Pengelolaan Limpasan
• Sistem limpasan diarahkan ke area hijau dengan filter alami untuk mencegah
sedimentasi masuk ke situ atau embung.
• Memanfaatkan zona tampungan sementara seperti lahan kosong untuk
mengelola limpasan hujan.
3. Komponen Jaringan Drainase
1) Parit Terbuka Tradisional
• Dimensi: Lebar 0.5–1 meter; kedalaman 0.3–0.5 meter.
• Material: Batu kali atau tanah dengan pelapisan akar bambu.
2) Kolam Retensi
• Kapasitas disesuaikan dengan luas tangkapan air di kawasan.
• Dikelilingi tanaman penyaring seperti alang-alang dan pakis.
3) Rain Garden
• Fungsi: Menangkap air hujan untuk infiltrasi langsung.
• Lokasi: Di sekitar fasilitas wisata atau area publik.
Gambar 5.21
Konsep Rain
Garden
BIDANG DESTINASI
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK 5- 58

