Page 114 - RENCANA INDUK GEOPARK BAYAH DOME
P. 114
2.12 Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)
Kawasan Geopark Bayah Dome memiliki kekayaan keanekaragaman hayati (Flora dan
Fauna) yang unik dan langka. Hal ini didukung dengan adanya Taman Nasional Gunung Halimun
Salak, sebagai salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia dan beberapa site hutan adat,
budidaya, dan kawasan mangrove. Beberapa jenis fauna penting yang dilindungi di sini seperti
elang jawa (Nisaetus bartelsi), macan tutul jawa (Panthera Pardus Melas), owa jawa (Hylobates
Moloch), surili (Presbytis Comata), dan lain-lain.
Keanekaragaman hayati merupakan variasi dan variabilitas kehidupan di Bumi.
Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik, spesies, dan
ekosistem.
Keanekaragaman hayati ialah keanekaragaman di dalam makhluk hidup dari semua
sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem perairan lain serta kompleks-
kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya; mencakup keanekaragaman
di dalam jenis, antar jenis dan ekosistem. Dalam pengertian lain; keanekaragaman hayati merujuk
pada keanekaragaman semua jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik (micro organisms), serta
proses ekosistem dan ekologis dimana mereka menjadi bagiannya.
2.12.1 Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Keragaman hayati di Geopark Bayah Dome tersebar khususnya di kawasan Taman
Nasional Gunung Halimun Salak. Taman Nasional Gunung Halimun Salak merupakan hutan hujan
tropis pegunungan terluas di Pulau Jawa. Kawasan ini juga merupakan habitat berbagai jenis
satwa, tumbuhan dan jasad renik.
Taman Nasional Gunung Halimun–Salak (TNGHS) adalah salah satu taman nasional yang
terletak di Jawa bagian barat. Kawasan konservasi dengan luas 113.357 hektare ini menjadi
penting karena melindungi hutan hujan dataran rendah yang terluas di daerah ini, dan sebagai
wilayah tangkapan air bagi kabupaten-kabupaten di sekelilingnya. Dengan lingkup wilayah yang
bergunung-gunung, dua puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Halimun (1.929 m) dan Gunung
Salak (2.211 m). Lebih dari 700 jenis tumbuhan berbunga hidup di hutan alam di dalam TNGHS,
dan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang dilindungi di sini seperti elang jawa, macan
tutul jawa, owa jawa, surili, dan lain-lain. Kawasan TNGHS dan sekitarnya juga merupakan tempat
tinggal beberapa kelompok masyarakat adat, antara lain masyarakat adat Kasepuhan Banten
Kidul dan masyarakat Baduy (www.halimunsalak.com, 2023).
Kekayaan hayati kawasan taman nasional ini telah lama menarik perhatian para peneliti,
dalam dan luar negeri. Banyak catatan telah dibuat, terutama setelah status kawasan ditingkatkan
menjadi taman nasional, dan banyak pula yang telah diterbitkan, khususnya semasa masih
bernama Taman Nasional Gunung Halimun. Tutupan hutan di taman nasional ini dapat
digolongkan atas tiga zona vegetasi:
• Zona perbukitan (colline) hutan dataran rendah, yang didapati hingga ketinggian 900–
1.150 m dpl.
• Zona hutan pegunungan bawah (submontane forest), antara 1.050–1.400 m dpl; dan
• Zona hutan pegunungan atas (montane forest), di atas elevasi 1.500 m dpl.
Berikut merupakan site-site yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun–
Salak (TNGHS):
92