Page 141 - RENCANA INDUK GEOPARK BAYAH DOME
P. 141

Tabel 2.20 Sumber Daya Manusia di Kabupaten Lebak Periode Tahun 2017-2023
                 No       SDM Wisata                                   Tahun
                                            2017   2018     2019      2020      2021      2022     2023
                 1   Masyarakat yang Terlibat   59,636   64,791    82,953    52,941    63,781    69,576    71,675
                     dalam Sektor Pariwisata
                     (Jiwa)
                 2   Pramuwisata Lebak        -      -          30        30        30        30      50
                     (Jiwa)                                (L21|P9)   (L21|P9)   (L21|P9)   (L21|P9)  (L)20(P)
               Sumber: Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lebak, 2024

                       Ketersediaan  kelembagaan  kepariwisataan  di  Kabupaten  Lebak  cukup  komprehensif
               mulai  dari  adanya  Kelompok  Sadar  Wisata  (Pokdarwis)  hingga  ketersediaan  Balawista.
               Peningkatan  cukup  signifikan  terdapat  pada  Pokdarwis  di  Kabupaten  Lebak.  Tahun  2019
               Pokdarwis yang terdaftar berjumlah 24 dengan total 179 anggota, sementara pada tahun 2023
               jumlah Pokdarwis dan jumlah anggotanya mengalami peningkatan dengan total 62 Pokdarwis
               dan  1.030  anggota.  Hal  tersebut  menunjukan  bahwa  pariwisata  menjadi  potensi  penggerak
               ekonomi  yang  saat  ini  diminati  oleh  masyarakat  Kabupaten  Lebak.  Hal  serupa  terjadi  pada
               lembaga Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Barista, Pramusaji, hingga Saka Pariwisata.
               Lebih lanjut organisasi masyarakat kepariwisataan di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada tabel
               berikut ini.


               2.14  Pariwisata Berkualitas
                      Pariwisata berkualitas  merupakan pariwisata yang menonjolkan ciri khas suatu destinasi
               wisata  dan  menambah  kesan  kepada  wisatawan  (Aqiqah  Nurul,  Mengenal  Quality  Tourism,
               2021). UNWTO menjelaskan pariwisata berkualitas sebagai hasil dari proses yang memenuhi
               semua kebutuhan, persyaratan, dan harapan konsumen terhadap produk dan layanan pariwisata
               dengan  harga  yang  sesuai,  berdasarkan  kontrak  dan  faktor  seperti  keselamatan,  kebersihan,
               aksesibilitas,  dan  pelayanan.  Hal  ini  juga  mencakup  etika,  transparansi,  serta  rasa  hormat
               terhadap lingkungan. Kualitas juga menjadi alat profesional dan

                      Istilah  pariwisata  berkualitas  pertama  kali  dikenalkan  lebih  jauh  pada  saat  pandemi.
               Pariwisata  berkualitas (quality tourism) seringkali dikaitkan dengan pariwisata massal (mass
               tourism).  Pada  kenyataannya  keduanya  memiliki  konsep  yang  jauh  berbeda.  Pariwisata
               berkualitas  mengedepankan  kualitas  dari  berbagai  aspek,  seperti  pengalaman  wisatawan,
               keberlanjutan pariwisata, kelestarian, dan ekonomi. Sedangkan pariwisata massal adalah kondisi
               ketika  banyak  wisatawan  berkunjung  ke  satu  tempat  di  waktu  bersamaan  yang  cenderung
               memberikan dampak negatif bagi industri pariwisata, seperti degradasi lingkungan, pengelolaan
               sampah yang kurang efektif, eksploitasi masyarakat lokal, dan tidak jarang merusak destinasi
               wisata.
                       Pengembangan  destinasi  pariwisata  di  Indonesia  mengedepankan  aspek-aspek
               pariwisata  berkualitas.  Bank  Indonesia  mengemukakan  bahwa  terdapat  empat  aspek  yang
               mencakup pengembangan pariwisata berkualitas, yaitu daya saing dasar (basic competitiveness),
               pengalaman yang unik (unique experience), bernilai tinggi (high value), dan memenuhi nilai-nilai
               berkelanjutan  (sustainability).  Pariwisata  berkualitas  bertujuan  memberikan  pengalaman
               terbaik bagi wisatawan, berbeda dengan pariwisata massal yang lebih menekankan kuantitas.

                       Pada tanggal 29-30 Agustus 2024 lalu, Sandiaga Uno, Menteri Kementerian Pariwisata
               dan Ekonomi Kreatif mengatakan dalam  The 1st Indonesia Quality Tourism Conference bahwa
               pemerintah  sedang  menyiapkan  serangkaian  kebijakan  untuk  mewujudkan  pariwisata  yang




                                                                                                      119
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146