Page 209 - RENCANA INDUK GEOPARK BAYAH DOME
P. 209

menjadi  hal  yang  penting.  Semua  produk  wisata  harus  mengkombinasikan  dengan  tren
               kebugaran dan pemulihan kesehatan, sehingga hotel dan destinasi harus berkualitas dan bisa
               menjamin masalah health, safety, dan flexibility. Mungkin yang ditawarkan bisa bermerek “quality
               tourism”. Kelompok ini umumnya pro pada nature, senang melihat culture, belanja ekonomi lokal,
               menginap di homestay, beli barang-barang lokal, (diolah dari berbagai sumber, 2020).

                      Secara teori, kesesuaian wisatawan dengan destinasi akan menciptakan tingkat kepuasan
               yang lebih tinggi, terutama antara wisatawan dengan masyarakat destinasi, sehingga mampu
               mengurangi  perbedaan  antara  harapan  wisatawan  dan  pengalaman  wisatawan.  Penggunaan
               strategi  demand-driven,  atau  satu  terhadap  “wisatawan  berkelanjutan”,  diyakini  mampu
               meningkatkan  upaya  keberlanjutan  destinasi,  serta  meningkatkan  keuntungan  (Moeller et  al,
               2011). Wisatawan ramah lingkungan adalah segmen pasar yang menarik, karena pendapatan dan
               tingkat pendidikan mereka lebih tinggi (Dolnicar, Crouch, & Long, 2008). Selain itu, wisatawan
               ramah lingkungan cenderung lebih bijaksana dalam meminimalkan dampak negatif, sekaligus
               memaksimalkan  hal  positif,  sehingga  mampu  melindungi  sumber  daya  alam  dan  budaya.
               Karakteristik  wisatawan  ramah  lingkungan  tersebut  menjadi  poin  penting  untuk  menarik
               pengunjung lain ke destinasi tersebut.
                      Perkembangan karakteristik wisatawan, mampu mendorong industri pariwisata untuk
               menyesuaikan  diri  dengan  kebutuhan  konsumen.  Pada  masa  mendatang,  tren  produk  yang
               diminati  wisatawan  diprediksi  bergeser  kearah  kesadaran  lingkungan.  Hal  tersebut  ditandai
               dengan  merebaknya  tren  wisata  minat  khusus  (niche  products)  dan  tipologi  wisatawan
               allocentric,  yaitu  wisatawan  hanya  ingin  mengunjungi  tempat-tempat  yang  belum  diketahui,
               bersifat  petualangan,  dan  hanya  mau  memanfaatkan  fasilitas  dari  masyarakat  lokal.  Hal  ini
               merupakan peluang besar dalam fokus pengembangan pariwisata berbasis alam (nature) dan
               budaya (culture).

                      Secara umum, pengalaman destinasi didefinisikan sebagai hasil dari kunjungan destinasi.
               Dalam hal ini, setiap wisatawan akan mengalami pengalaman yang unik dan khas, tergantung
               keterlibatan wisatawan dalam proses produksi jasa di destinasi geowisata tersebut. Wisatawan
               nusantara  merupakan  wisatawan  yang  paling  banyak  berkunjung  ke  destinasi  geowisata,
               dibandingkan  dengan  wisatawan  mancanegara.  Oleh  karena  itu,  pengelola  destinasi  wisata
               (DMO) harus  merancang strategi yang dapat menarik wisatawan nusantara untuk tinggal lebih
               lama di destinasi.

                      Dalam strategi itu, terdapat upaya untuk mengomunikasikan perbedaan, karakter, cerita,
               budaya,  heritage,  serta  menyediakan  pengalaman  inovatif  dan  produk  pariwisata,  yang
               memudahkan  wisatawan  untuk  saling  berhubungan,  selain  menambah  keuntungan  penyedia
               jasa, wisatawan, dan lingkungan alam. Optimalisasi pengguna sumber daya wisata adalah tujuan
               dasar kebijakan pariwisata regional. Oleh karena itu, proses pemasaran yang berkelanjutan dan
               realisasi aktivitas yang ditujukan, harus dilakukan dengan maksimal, supaya keuntungan daerah
               destinasi wisata geopark akan meningkat, dan dampak-dampak negatif yang berpotensi muncul,
               dapat diminimalisasi.

                      DMO dapat melakukan analisa brand value untuk menentukan perubahan dalam bauran
               pemasaran,  yang  berdampak  pada  ekuitas merek  destinasi.  Hal ini  dapat membantu  manajer
               memahami dampak dari kampanye promosi baru di ekuitas merek, dan memungkinkan pemasar
               untuk  menghitung  elastisitas  ekuitas  merek  terhadap  perubahan  harga.  Selain  itu,  juga  bisa
               memungkinkan  manajer  merek  untuk  mengukur  dampak  perubahan  dalam  garis  merek
               (misalnya, ekstensi, penghapusan, reposisi) terhadap ekuitas merek. Dalam hal ini yang menjadi



                                                                                                      184
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214