Page 238 - ISU DAN STRATEGI PENGEMBANGAN GEOPARK BAYAH DOME
P. 238

Saketi, mengangkut sekitar 300 ton batu bara per harinya, sedangkan
                                angkutan penumpang sebanyak 800 orang per hari yang merupakan

                                para  pekerja  tambang  batu  bara,  namun  hanya  lebih  dari  1  tahun
                                setelah  kemerdekaan  Indonesia  jalur  rel  kereta  api  Bayah-Saketi  di

                                ambil alih dan dioperasikan oleh PT. Djawatan Kereta Api Republik

                                Indonesia atau sekarang yang sudah berganti nama menjadi Kereta
                                Api  Indonesia  (KAI).  Namun  akhirnya  jalur  kereta  api  Bayah-Saketi

                                telah  lama  non  aktif,  terakhir  beroperasi  sekitar  tahun  1950an,

                                dikarenakan  biaya  operasi  yang  mahal  sedangkan  pemasukan  yang
                                sedikit, dan pada tahun 1960 kereta api Bayah-Saketi ini di bongkar

                                pada 5 Desember 1960. Di masa pembangunan jalur kereta api Bayah-

                                Saketi, pemerintah Jepang mengerjakan puluhan ribu pekerja romusa
                                sekitar  60.000  orang  dari  berbagai  Pulau  Jawa,  selain  itu

                                pembangunannya  memakan  banyak korban jiwa mereka meninggal

                                karena  kelaparan,  dan  sakit,  mereka  hanya  dibayar  sebesar  40  sen
                                sebagai upah mereka per hari. Untuk saat ini kondisi dari jalur kereta

                                api Bayah-Sekati tidak banyak yang tersisa selain bekas badan jalur rel,

                                bekas fondasi jembatan, serta bekas fondasi emplasemen di beberapa
                                tempat dan jika dilihat bangunan bekas fondasi jembatan penghubung

                                rel  kereta  dengan  kondisi  bangunan  yang  sudah  terkikis  dan
                                ditumbuhi  oleh  banyak  ilalang  dan  rumput.  Selebihnya  lahan  di

                                sepanjang jalur kereta api ini telah diakuisisi menjadi rumah-rumah

                                penduduk, sekolah, pasar dan area persawahan. Akan tetapi kini pihak
                                PT  KAI pada tahun  2018 sudah mengambil alih atas  lahan jalur rel

                                kereta  ini  dan  bangunan  dari  stasiun  Saketi, sebelumnya  bangunan

                                stasiun Saketi di tempat secara ilegal oleh warga setempat yang tidak
                                tahu  bahwa  lahan  tersebut  sebelumnya  beroperasi  sebagai  stasiun

                                kereta api, tetapi pihak PT KAI mengizinkan lahan tersebut dipakai
                                untuk sekolah dan permukiman warga, namun dengan kesepakatan

                                ketika jalur kereta api Bayah-Saketi diaktifkan kembali sekolah akan

                                di  pindahkan  ke  tempat  yang  lebih  aman  dan  nyaman,  dan  untuk
                                warga  yang  menempati  lahan  milik  PT.  KAI  harus  pindah  rumah,





                     Peran Wilayah Kecamatan dalam Mendukung Parawisata                             215
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243