Page 235 - ISU DAN STRATEGI PENGEMBANGAN GEOPARK BAYAH DOME
P. 235
matahari terbenam hingga waktu subuh sekaligus menjadi pertanda
dimulainya suatu kegiatan oyok atau ketua adat mereka, dan pada
tanggal 22 acara seretaun dimulai dengan pertunjukan unik berupa
kesenian tradisional yang selalu ada dalam setiap pagelaran seren taun
yaitu: tari buyung, angklung buhun dan parade dogdog lojor, rampak
bedug, ngarengkong, ngagondang, pagelaran topeng, nadar, kacapi
suling dan pagelaran wayang golek. Kesenian tersebut
memperkenalkan budaya dari kearifan lokal kesepuhan Bayah yang
sudah terjadi secara turun temurun. Kegiatan ini termasuk dalam
destinasi pariwisata budaya yang dapat memperkenalkan kebudayaan
asli khas Sunda Banten, yang dapat dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
dalam pengelolaannya di lakukan oleh masyarakat kesepuhan, bahkan
kegiatan ini sudah di dukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kab. Lebak dalam bidang promosi. Untuk melihat objek pariwisata ini
dapat dilihat pada gambar 4.39 di bawah ini.
Sumber: pesona.travel.com
Gambar 4.39 Seren Taun
e. Tugu Romusa
Tugu Romusa berada di jalan raya Bayah-Malimping 1km, tepatnya
berada di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, tugu yang memiliki
tinggi sekitar 3 meter yang berbentuk limas segi empat. Tugu ini biasa
disebut Tugu Perjuangan Tan Malaka, pada tahun 1943 Tan Malaka
datang ke Bayah dengan menyamar dengan nama “Ilyas Husein” yang
bekerja sebagai karyawan di perusahaan milik Jepang yang beroperasi
di tambang batu bara, bahkan dia kerap diminta untuk mencatat data
para pekerja romusa di tambang batu bara, hampir 500 orang
212 Isu dan Strategi Pengembangan Geopark Bayah Dome