Page 20 - Laporan Akhir- Kajian Keterkaitan Geo Bio Budaya
P. 20

Terdapat  hubungan  yang  kuat  antara  peristiwa  tektogenik  dan  proses
                    magmatisme  pada  pembentukan  pegunungan  Bayah,  yang  dimulai  dari  Tersier
                    hingga Kuarter.
                          Selama  tahap  akhir  proses  pembentukan  Bayah  Dome  terbentuk  banyak
                    celah akibat gaya tension pada zona tengah dan utara, yang kemudian terisi oleh
                    urat-urat  kuarsa  pembawa  logam  emas  dan  perak  akibat  naikmya  larutan
                    hidrotermal. Arah utama urat yaitu Utara – Utara-Baratlaut, dan ditemui pula yang
                    berarah Utara-Timurlaut, Barat-Baratdaya dan Barat-Baratlaut.
                          Mineralisasi  emas-perak  primer  di  Komplek  Kubah  Bayah  sudah  dikenal
                    cukup  lama  sebagai  daerah  gold  district  (Gambar  2.7),  dimana  tambang  emas
                    pertama di Indonesia terdapat di daerah ini, yaitu daerah Cikotok-Cirotan, didaerah
                    tersebut kegiatan penambangan emas-perak telah di mulai sejak awal abad ke 20,
                    yaitu  pada  masa  penjajahan  Belanda.  Kemudian  pada  saat  Indonesia  merdeka,
                    daerah tersebut dipindahkan menjadi tambang milik pemerintah yang dikelola oleh
                    PT. ANTAM Tbk yang tetap beroprasi hingga tahun 1980an. Kawasan Kubah Bayah
                    kemudian menjadi sangat penting, setelah adanya penemuan mineralisasi emas di
                    daerah.
                          Gunung Pongkor pada tahun 1988 dan mulai berproduksi pada tahun 1992,
                    serta daerah Cikidang yang mulai berproduksi tahun 1998 (Rosana, 2009). Secara
                    umum mineralisasi di komplek Kubah Bayah sepanjang sesar mendatar NNE-SSW
                    yang memotong batuan volkanik, sedimen dan plutonik berumur Miosen-Pliosen.
                    Alterasi hidrotermal yang cukup intensif di sebagian besar kawasan Kubah Bayah
                    ini dicirikan oleh alterasi tipe silisik, propilik dan argilik, atau hadirnya mineral-
                    mineral  ubahan  seperti  klorit/smektit,  illit/smektit,  epidot,  serisit,  kaolinit  dan
                    monmorilonit (Rosana, 2009).
































                        Gambar 2.7  Peta sebaran endapan logam dasar dan endapan logam mulia (emas,
                                    perak) di sekitar Bayah Dome (Modifikasi dari Milesi dkk, 1999)

                                                             12
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25