Page 19 - LAPORAN PENELITIAN ITI SEPT 2021
P. 19
Pada kasus di Cina, pengembangan Geopark tidak terlepas dari peran serta aktif para stakeholder, hingga
terbentuk 27 Geopark global, 140 Geopark nasional dan 79 calon Geopark nasional serta 259 Geopark daerah.
Sehingga akhirnya pemerintah membentuk sistem pengelolaan Geopark yang mengatur keseluruhan Geopark
mulai dari global, nasional dan provinsi. Upaya pengembangan Geopark ini antara lain bertujuan untuk (Errami
et al., 2009) :
1. Proteksi kekayaan rupa bumi, yang pada kasus cina telah tersebat di 31 provinsi dengan total luas
70,000 km2
2. Sosialisasi tentang konservasi kekayaan rupa bumi, melalui buku, kegiatan keilmuan termasuk
kegiatan untuk anak-anak. Setiap orang berkesempatan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai
kekayaan dan keunikan wilayah dengan keunikan bentang bumi yang dimiliki.
3. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan pariwisata dan pemberdayaan
masyarakat ekonomi lokal
4. Memperkuat kolaborasi dan kerjasama lintas stakeholder dalam pengelolaan, pengembangan,
pemasaran untuk memperkuat daya saing nasional dan internasional
Gambar 2. 2 Distribusi Geopark di China
Sumber :(Errami et al., 2009) p:217
3. Pengembangan Geopark di Western Australia
Negara-negara di Australia juga memiliki beragam potensi Geopark yang telah lama dikembangkan sebagai
daya tarik wisata (e.g. the Wonambi Interpretive Fossil Centre at the World Heritage site of Naracoorte Caves
in South Australia). Ditambah lagi tren wisata saat ini menunjukkan permintaan turis akan tempat wisata yang
dapat memberi edukasi, hiburan, informasi hingga keterlibatan langsung dengan masyarakat lokal (Newsome,
2006). Sehingga pemerintah melalui berbagai kebijakan berupaya mendorong pengembangan geowisata ini
“The Australian Federal Government’s recent ‘Medium to Long Term Strategy White Paper on Tourism’
(Australian Government, 2003) comments at some length about ‘Australia as a land of unique and spectacular
landscapes’ and the significance of this to the growth of nature-based and ecotourism”p93
10