Page 77 - RENCANA INDUK GEOPARK BAYAH DOME
P. 77
Di bagian laut yang lebih dangkal akan terbentuk batugamping. Batugamping adalah jenis
batuan sedimen yang sebagian besar terdiri dari mineral kalsit dan biasanya berwarna putih atau
abu-abu. Batuan ini terbentuk melalui pengendapan sisa-sisa organisme laut seperti kerang dan
koral yang mengendap di dasar laut setelah mati, serta melalui proses kimia di mana kalsium
karbonat terlarut dalam air laut kemudian mengendap kembali. Setelah terangkat ke permukaan,
batugamping akan mengalami proses pelapukan dan pelarutan membentuk morfologi karst.
Karst adalah bentuk lansekap yang terbentuk dari proses pelarutan batuan kapur atau
batugamping oleh air, yang menghasilkan fitur-fitur unik seperti gua, celah, dan bukit curam.
Proses ini dikenal sebagai karstifikasi, di mana air mengalir melalui retakan dan celah di dalam
batuan, menyebabkan pelarutan mineral dan pembentukan ruang kosong. Contoh geosite dengan
fitur ini diantaranya Goa Lauk, Goa Langgir dan Karang Bokor.
Gambar 2.34 Geosite dengan tema karst seperti Goa Lauk, pantai Goa Langir dan Karang Bokor
Keberadaan potensi mineralisasi terdapat pada daerah Leuwikopo, Kecamatan
Gunungkencana, menunjukkan pola ubahan hidrotermal berupa tipe ubahan argilik, ubahan
silisifikasi, serta didapat urat-urat kuarsa dengan variasi tekstur urat kuarsa yang tersusun atas
mineral kalsedon dan mineral kuarsa. Tekstur urat kuarsa secara makroskopik terdiri atas
tekstur crustiform-colloform, lattice-bladed quartz, kristalin, serta tekstur masif. Dapat
diinterpretasikan terdapat daerah alterasi dan mineralisasi pada zona boiling Buchanan (1981)
dan Silitoe (1993a). Keberadaan batuan sinter silika menandakan adanya zona aliran yang mana
batas muka air tanah memotong topografi dan berasosiasi dengan larutan magmatik pada zona
dangkal, sehingga menghasilkan zona alterasi pada permukaan pada paleosurface.
55