Page 129 - KAJIAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL MELALUI GEOPARK PRODUCT DI KAWASAN GEOPARK BAYAH DOME 2024
P. 129

secara keseluruhan memiliki pendapatan sebesar AU$ 340 juta (Rp 3.4 triliun) pada
                     tahun 2013, dimana 73% sumber dananya berasal dari donor atau LSM internasional.
                     Jumlah  pemasukan  tersebut  hanya  terkonsentrasi  pada  sekelompok  kecil  lembaga.
                     Kuartil  LSM  nasional  terkaya  menghasilkan  Rp  15,5  milyar  pada  tahun  2013,
                     sedangkan untuk kuartil LSM termiskin di daerah, termasuk di tingkat provinsi, hanya
                     menghasilkan kurang dari Rp 1,8 juta. Sumber dana utama bagi LSM nasional adalah
                     dari donor atau LSM internasional (73%).
                           Di satu sisi, hal tersebut adalah suatu jumlah yang relatif sangat besar, namun di
                     sisi lain banyak pihak menenggarai bahwa pengelolaannya diwarnai oleh berbagai
                     dinamika inefisiensi dan disintegritas yang merebak secara horizontal maupun vertical.
                     Dalam  konteks  kinerja  LSM,  dinamika  inefisiensi  dan  disintegritas  umumnya
                     disebabkan  oleh  intensitas  penggunaan  by  process  development  yang  sangat  tidak
                     terkontrol. Selain itu, isu cummunity empowerment yang biasanya dilakukan adalah
                     selalu terjebak pada disharmoni dan inkonsistensi keberlanjutan program, sehingga
                     pada  akhirnya  banyak  berbagai  program  pemberdayaan  menjadi  ”mati  suri”  dan
                     ”berjalan di tempat”. Setidaknya ada 4 isu penting yang perlu menjadi perhatian dalam
                     mengelola dana-dana yang tergolong global fund crowd, yaitu: a). isu disintegritas
                     kebangsaan, b). isu pencurian kekayaan intelektual sumber daya genetik dan  local
                     capitals, c). Isu skala dan efektifitas kegiatan, serta d). isu keberlanjutan dan optimasi
                     manfaat  kegiatan.  Semua  isu  tersebut  tidak  hanya  penting  untuk  dicermati  secara
                     detail, melainkan juga perlu untuk diantisipasi secara bijak dan terukur. Atas hal itu,
                     maka  pengelolaan  dana  yang  bersifat  global  fund  crowd  yang  akan  terlibat  dalam
                     pembangunan pariwisata, ekowisata di kawasan konservasi maupun geopark adalah
                     perlu  untuk  diselenggarakan  secara  sistematis  melalui  sistem  pelayanan  satu  atap
                     secara profesionalisme dan transparan.

                           Institusi Pengelola Dana. Setidaknya ada 3 alasan penting untuk menjadi dasar
                     kebutuhan pembentukan “institusi pengelola dana” secara khusus bagi pembangunan
                     Geopark Bayah Dome, yaitu : 1). Progresifitas Kinerja, b). Akseptabilitas Publik, serta
                     c). Optimasi Manejerial. Berbagai inelastisitas administrasi keuangan negara adalah
                     salah satu hal yang menjadikan terhambatnya progresifitas kinerja birokrasi dalam
                     pembangunan  serta  pengelolaan  Geopark.  Di  sisi  lain,  berbagai  bentuk  potensi
                     kolaborasi pembangunan yang bersifat B to B dan/atau G to B dalam pembangunan
                     Geopark Bayah Dome di masa depan  perlu dikelola dengan lebih baik dan efisien.
                           Saat  ini  dalam  terdapat  Badan  Pengelola  Geopark  Bayah  Dome  yang
                     mengkomandoi  segala  aspek  pembangunan  dan  pengembangan  Geopark  Bayah
                     Dome.  Dalam  rangka  mengoptimumkan  pengelola  Geopark  Bayah  Dome,  maka
                     secara mendasar perlunya mengembangkan anggota komite  yang terdiri dari unsur
                     birokrasi,  unsur  akademisi,  unsur  swasta  dan  unsur  masyarakat  luas  lainnya.
                     Kemudian dalam konteks ranah keilmuan, maka setiap individu yang tergabung dalam
                     komite  tersebut  harus  terdiri  dari  berbagai  keilmuan,  mulai  dari  pakar  geologi,
                     perencana  pariwisata/  ekowisata,  perencana  kewilayahan/  arsiteksur  lansekap,




                                                                              IV. Hasil & Pembahasan        112
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134