Page 383 - ISU DAN STRATEGI PENGEMBANGAN GEOPARK BAYAH DOME
P. 383
c. Lemahnya Pembiayaan
Lemahnya pembiayaan dapat mengakibatkan pengelolaan geopark tidak
dapat berjalan optimal. Sumber pemasukan saat ini sebagian besar
bersumber dari APBD, APBN dan CSR dengan rata-rata pemasukan mayoritas
seratus juta rupiah per tahun. Minimnya anggaran ini menyebabkan sulitnya
pengelolaan dilakukan, karena tidak adanya pos anggaran pemasukan rutin
bagi pengelolaan geopark saat ini. Oleh karena itu, sebagian besar pengelola
berusaha mencari dana CSR melalui berbagai perusahaan dan bank seperti PT
Toba Tenun, Pelindo, PT Timah, Pertamina, Bank Indonesia, dan lain-lainnya.
Dalam hal pengeluaran rata-rata di kisaran kurang dari 1 milyar per tahun
untuk kegiatan promosi, sosialisasi, pelatihan dan pembangunan fasilitas.
Namun, dengan anggaran yang terbatas terlihat alokasi pengeluaran sebagian
besar bersifat non fisik. Sedangkan dalam pembangunan geopark yang utama
adalah pembangunan aksesibilitas dan fasilitas yang memadai. Sehingga
diperlukan anggaran yang jelas dan rencana sesuai roadmap yang telah
disepakati. Sejauh ini upaya yang dilakukan daerah untuk mengelola
anggaran adalah melakukan koordinasi intensif dengan stakeholders dan
menyinergikan kegiatan-kegiatan tersebut, mendistribusikan pembiayaan ke
dinas teknis terkait, perencanaan dan pembelanjaan tepat sasaran,
melakukan refocusing secara mandiri terhadap kegiatan yang akan dilakukan,
melibatkan penyedia untuk penyediaan sarana prasarana, dan lain-lainnya.
Berikut ini adalah usulan dalam bentuk struktur badan pengelola antara lain
yaitu
Tantangan Kelembagaan dan Pembiayaan... 337