Page 381 - ISU DAN STRATEGI PENGEMBANGAN GEOPARK BAYAH DOME
P. 381

Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang yang merupakan Unit
                     Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian

                     Kelautan  dan  Perikanan  (KKP).  Di  kawasan  Taman  Nasional  Komodo,
                     pengelolaan dilakukan di bawah Balai Taman Nasional Komodo, sebut UPT di

                     bawah  Kementerian  Lingkungan  Hidup  dan  Kehutanan  (KLHK).  Selanjutnya,

                     Kementerian Pariwisata membentuk suatu Satuan Kerja (Satker) khusus untuk
                     mengoordinasikan pengembangan sektor pariwisata di kawasan tersebut, yaitu

                     Badan Otoritas Labuan Bajo. Dalam pelaksanaan pengelolaan kawasan tersebut,

                     hampir tidak dijumpai isu-isu tumpang tindih kewenangan dan isu terkait konflik
                     antar lembaga. Padahal instansi-instansi tersebut mewakili 2 pilar geopark yaitu

                     konservasi  dan  pengembangan  pariwisata  (ekonomi).  Ini  menunjukkan

                     tantangan geopark untuk dapat mengolaborasikan kegiatan dengan sektor lain
                     yang terkait. Tantangan lainnya di daerah dalam pengelolaan geopark saat ini,

                     antara lain

                     a.  Karakteristik SDM Pengelola
                        Ketersediaan  SDM  merupakan  salah  satu  syarat  utama  agar  percepatan

                        pengembangan  geopark  dapat  terlaksana.  Kriteria  SDM  ini  disesuaikan

                        dengan kebutuhan dan karakteristik dari fungsi yang ditempati. Pada fungsi
                        perencanaan yang sifatnya mengoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh

                        kegiatan  yang  ada  di  dalam  geopark,  diperlukan  SDM  yang  memiliki
                        kemampuan  helicopter  view,  sehingga  program-program  dan  rencana  aksi

                        geopark dapat bersinergi dan memberikan dampak yang optimal. Sedangkan

                        pada  fungsi  yang  sifatnya  lebih  lokal  pada  geosite,  diperlukan  SDM  yang
                        memilki pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan akan karakteristik dari

                        geosite  tersebut.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  implementasi  program  dan

                        identifikasi kebutuhan berjalan secara tepat sasaran. Faktor SDM (Sumber
                        Daya Manusia) tidak akan terlepas dari tata kelola yang profesional. Dilihat

                        dari  bentuk  organisasi  pengelola  ada  dua  bentuk  yang  dominan  yaitu
                        Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan lembaga di bawah kabupaten atau

                        provinsi. Meskipun bentuk pengelolaan dapat beragam dan kasuistik, namun

                        tetap  diperlukan  pengelola  yang  profesional  dan  kredibel  serta  memiliki
                        kapasitas yang mumpuni.





                     Tantangan Kelembagaan dan Pembiayaan...                                       335
   376   377   378   379   380   381   382   383   384   385   386