Page 59 - KAJIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI INVESTASI DI KAWASAN GEOPARK BAYAH DOME
P. 59
Gambar 4.1. Sketsa fisiografi Bayah Dome (van Bemmelen, 1949)
Siklus orogenik berumur Tersier menunjukkan adanya 3 jenis evolusi tektonik, yaitu
di akhir Paleogen, pertengahan Miosen, dan di akhir Pliosen. Selanjutnya, terdapat 4
siklus vulkanik utama yang teridentifikasi, yaitu:
1. Formasi Old-andesite berumur Paleogen (Eosen Atas – Oligosen Bawah),
2. Formasi Old-andesite berumur Oligo-Miosen (dari Citarate stage bagian atas –
Sareweh stage bagian bawah),
3. Erupsi dan intrusi andesit asam dan dasit pada Pliosen,
4. Vulkanik Kuarter yang dimulai oleh intrusi basalt-andesit berupa dikes dan necks,
serta diakhiri oleh formasi basalt-andesit yang telah hilang.
Terdapat hubungan yang kuat antara peristiwa tektogenik dan proses magmatisme
pada pembentukan pegunungan Bayah, yang dimulai dari Tersier hingga Kuarter.
Selama tahap akhir proses pembentukan Bayah Dome terbentuk banyak celah akibat
gaya tension pada zona tengah dan utara, yang kemudian terisi oleh urat-urat kuarsa
pembawa logam emas dan perak akibat naikmya larutan hidrotermal. Arah utama urat
yaitu Utara – Baratlaut, dan ditemui pula yang berarah Utara-Timurlaut, Barat-
Baratdaya, dan Barat-Baratlaut.
Mineralisasi emas-perak primer di Kompleks Bayah Dome sudah dikenal cukup
lama sebagai daerah gold district, dimana tambang emas pertama di Indonesia terdapat
di daerah ini, yaitu daerah Cikotok-Cirotan, di daerah tersebut kegiatan penambangan
emas-perak telah di mulai sejak awal abad ke 20, yaitu pada masa penjajahan Belanda.
Kemudian pada saat Indonesia merdeka, daerah tersebut dipindahkan menjadi tambang
milik pemerintah yang dikelola oleh PT. ANTAM Tbk, yang tetap beroprasi hingga
tahun 2008. Kawasan Bayah Dome kemudian menjadi sangat penting, setelah adanya
penemuan mineralisasi emas di sekitar Gunung Pongkor pada tahun 1988 dan mulai
berproduksi pada tahun 1992, serta di daerah Cikidang yang mulai berproduksi tahun
1998 (Rosana, 2009). Secara umum mineralisasi di Kompleks Bayah Dome sepanjang
sesar mendatar NNE-SSW yang memotong batuan volkanik, sedimen, dan plutonik
berumur Miosen-Pliosen. Alterasi hidrotermal yang cukup intensif di sebagian besar
kawasan Bayah Dome ini dicirikan oleh alterasi tipe silisik, propilik, dan argilik, atau
hadirnya mineral-mineral ubahan seperti klorit/smektit, illit/smektit, epidot, serisit,
kaolinit, dan monmorilonit (Rosana, 2009).
56

