Page 143 - LAPORAN AKHIR MASTERPLAN KAWASAN SABA BUDAYA BADUY DAN SEKITARNYA
P. 143
LAPORAN AKHIR
Perencanaan Masterplan Kawasan Saba Budaya Baduy dan Sekitarnya
dapat berkontibusi bagi pelestarian alam dan budaya masyarakat Baduy serta peningkatan
taraf kehidupan masyarakat setempat.
Pembangunan anjungan utama untuk menyambut pengunjung (semacam Visitor Welcome
Center) dapat dipertimbangkan. Hal ini perlu untuk menahan arus pengunjung yang dapat
melebihi kapasitas standar ke dalam kawasan, terutama Kawasan Inti. Oleh karena itu,
anjungan ini harus dapat berfungsi sebagai etalase kawasan secara umum, terutama bagi
pengunjung yang tidak ingin/mampu atau tertahan karena isu kapasitas tadi untuk masuk ke
kawasan. Beberapa jenis kegiatan wisata budaya dan rekreatif dapat dikembangkan di
anjungan ini. Perlu adanya tim pengelola yang merupakan gabungan antara warga Baduy dan
profesional dari luar yang paham akan pengembangan pariwisata bertanggunjawab yang
dapat merencanakan, mengelola, dan menayangkan kegiatan pariwisata di Kawasan Baduy.
Gambar 5.1 Skema Alur Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Penyangga dan Inti
Sumber: Hasil Pengolahan, 2024
Kawasan Saba Budaya Baduy dan sekitarnya terdiri dari Kawasan Inti dan Kawasan
Penyangga yang direncanakan akan memiliki perbedaan dalam pengembangannya. Yang
perlu dipahami bahwa Kawasan Inti (Desa Kanekes) adalah bukan kawasan yang dibangun
untuk pariwisata, melainkan permukiman tradisional yang membuka diri untuk dikunjungi
wisatawan. Kawasan Baduy adalah kawasan alami dengan masyarakat adat yang menarik
pengunjung karena keistimewaan gaya hidup dan peraturan adat yang perlu dihormati dan
dilestarikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan aktivitas pariwisata di kawasan inti ini akan
dikelola dengan tidak merusak alam dan budaya. Terkait dengan hal itu, rencana pengelolaan
pengunjung akan membatasi jumlah pengunjung ke Kawasan Inti berupa menerapkan kuota
harian pengunjung, pendataan pengunjung, dan atau dengan menerapkan tiket masuk.
Sistem ini dapat dilakukan dengan pendaftaran online yang dilayani oleh website atau on the
spot (di tempat) dengan menampilkan tanggal dan jumlah kuota yang tersedia, sehingga calon
pengunjung dapat merencanakan jauh-jauh hari sebelumnya dan pengelola kawasan dapat
menyiapkan pemandu dan segala keperluan aktivitas wisata.
Sedangkan untuk Kawasan Penyangga yang “lebih fleksibel” dalam hal jumlah pengunjung,
dapat diterapkan produk wisata terorganisir, seperti wisata yang dipandu – baik dengan
berjalan kaki, hiking berbagai level (pemula, menengah, lanjut), bersepeda, dan berbagai
kegiatan lainnya yang berbayar atas basis jasa pemandu atau sewa alat (misal sepeda) di
daya tarik wisata yang tersedia. Secara umum, skema ini dapat dilihat pada gambar di atas.
BIDANG DESTINASI
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK 5- 4

