Page 103 - Laporan Akhir- Kajian Keterkaitan Geo Bio Budaya
P. 103
Hutan Meranti
Pengakuan hutan adat di Kasepuhan Karang dengan segera dipandang memberi
jaminan masa depan cerah bagi pemuda adat. Pada saat ini, Jaro Jagakarsa
bekerjasama dengan Baris Olot terus mengembangkan berbagai kegiatan dalam
pengelolaan hutan. Salah satu diantaranya adalah, penanaman kopi digiatkan,
dikelola dari hulu hingga hilir. Pelatihan-pelatihan bagi pemuda adat dilakukan,
bahkan mesin roasting (pemanggangan/sangrai) disediakan hingga penggilingan
dan pengepakan. Berbagai syarat perijinan untuk industri makanan dipenuhi,
beberapa jaringan pemasaran dibangun. Ujungnya adalah agar masyarakat
khususnya generasi muda bisa berkembang mandiri.
Selain pengembangan tanaman kopi. Para pemuda mulai menumbuhkan ekowisata,
pertanian dan perkebunan di desanya dengan tetap mengetengahkan kearifan lokal
sebagai pijakan, sebagai wujud eksistensi dan jati diri sebagai masyarakat adat.
Salah satu perwujudan dari ekowisata di Kasepuhan Karang adalah Ekowisata
Hutan Meranti Merah (Shorean leprosula) yang indah berjajar di antara rimbunnya
Hutan Adat.
Objek Ekowisata ini pertama kali dibuka pada tahun 2017 oleh Bupati Lebak Hj. Iti
Octavia Jayabaya dalam Festival Hutan Adat Leuweung Adat Kasepuhan Karang.
Lokasi yang merupakan bagian dari hutan adat Kasepuhan Karang ini dikelola oleh
pemuda adat setempat. Salah seorang pemuda setempat menyatakan bahwa dengan
kepastian hak penguasan hutan adat ini memberikan ketenangan dan kejelasan
sehingga bisa dibuat perencanaan dalam pengelolaan untuk beberapatahun ke
depan.
Gambar 4.69 Hutan Pesona Meranti Kasepuhan Karang
Dalam wawancara dengan Jaro Jagakarsa, disampaikan salah satu program
selanjutnya bagi pemuda-pemudi di Desa Jagakarsa dan Kasepuhan Karang yaitu
melakukan pembibitan tanaman dengan pecatatan dan pendokumetasian yang
baik. Tujuannya adalah, setelah kemudian bibit ditanam dan menjadi besar, di masa
yang akan datang tidak terjadi konflik akibat berebutan pohon pada saat akan
95