Page 94 - Laporan Akhir- Kajian Keterkaitan Geo Bio Budaya
P. 94

Kekuatan novel yang mendunia ini kemudian juga memicu semangat para
                    pengagas  berdirinya  museum.  Mereka  adalah  sejarawan  Bonnie  Triyana,  guru
                    sekaligus penggiat kajian Multatuli: Ubaidilah Muchtar, Bambang Eryudhawan dari
                    ikatan Arsitek Indonesia, serta wartawan Tempo, Kurie Suditomo (Oktaviani, 2018
                    dalam  Wasiso,  2021).  Upaya  dan  kerja  keras  pada  akhirnya  menghasilkan
                    berdirinya  Museum  Multatuli  yang  diresmikan  pada  hari  Minggu  tanggal  11
                    Februari  2018,  oleh  Bupati  Lebak,  Iti  Octavia  Jayabaya  dan  Direktur  Jenderal
                    Kebudayaan, Hilman Farid.
                          Museum menempati gedung yang dibangun pada tahun 1923, dan Museum
                    Multatuli  ini,  terbagi  dalam  tujuh  ruangan  display/ruang  pamer.  Ruang  pamer
                    sangat modern dan kekinian dengan penggunaan berbagai media, mulai dari boks
                    pamer kaca, diorama, hingga ruang pamer multimedia. Secara umum terdapat tujuh
                    Ruangan Display/ Ruang Pamer di Museum Multatuli dengan masing-masing tema:

                    1.   Ruangan Lobi Selamat Datang
                        Memberikan gambaran tentang tokoh Eduard Douwes  Dekker  yang  menjadi
                        tokoh  inspiratif  museum  dengan  ungkapan:  “Tugas  Manusia  adalah  Menjadi
                        Manusia”.
                    2.  Ruangan Multimedia Kolonialisme
                        Bercerita  tentang  masa  awal  kedatangan  Penjajah  Eropa  ke  Nusantara  dan
                        komoditas yang menjadi daya tarik kedatangan para penjajah tersebut.
                    3.  Ruangan Tanam Paksa
                        Di dalamnya terdapat benda-benda bersejarah yang juga menceritakan periode
                        Tanam Paksa di tahun 1830-1870.
                    4.  Ruang Multatuli-Saidjah dan Adinda
                        Selain  memperlihatkan  novel  dari  berbagai  terjemahan  bahasa,  yang
                        menggambarkan besarnya pengaruh dari dari  Novel  Max  Havelaar.  Di ruangan
                        ini  juga  ditampilkan  tokoh-tokoh  gerakan  kemerdekaan  di  Indonesia  yang
                        mendapatkan inspirasi dari karya tulis Multatuli.

                    5.  Ruangan Banten :
                        Perjuangan  Melawan  Imperialisme  dan  Kolonialisme  Belanda  Di  ruangan  ini
                        disampaikan  deskripsi  beberapa  gerakan-gerakan  perlawanan  terhadap
                        Kolonial Belanda di Banten dan Indonesia.
                    6.  Ruangan Sejarah Berdirinya Lebak
                        Latar  belakang  cerita  Max  Havelaar  adalah  kehidupan  masyarakat  Lebak
                        Banten, maka di ruangan ini digambarkan sejarah berdirinya Lebak Banten dari
                        masa ke masa.

                    7.  Ruangan Rangkasbitung
                        Sebagai  ruangan  yang  bersifat  temporary  (sementara),  namun  di  dalamnya
                        terdapat buku novel Multatuli yang dapat dibaca oleh pengunjung. Ruangan ini
                        adalah  bangunan  asli  yang  dipertahankan  dan  dilestarikan  yang  bisa
                        dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan museum.
                          Menjadi catatan penting bahwa Museum Multatuli merupakan satu-satunya
                    museum anti-kolonial pertama di Indonesia (Wasiso, 2021). Banyak pelajaran besar


                                                             86
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99