Page 96 - Laporan Akhir- Kajian Keterkaitan Geo Bio Budaya
P. 96
4.3.1.4. Bekas Pabrik Minyak Kelapa Van Mex Olie Fabrieken
Tepat bersebelahan dengan bangunan Stasiun Kereta Api Rangkasbitung,
terdapat bangunan bekas gedung Pabrik Minyak Kelapa Van Mex Olie Fabriken.
Keberadaan sisa-sisa banguan ini semakin melengkapi bukti-bukti strategisnya
Kota Rangkasbitung sejak jaman Kolonial Belanda. Selain itu, bangunan ini
dikenang memiliki jasa pada saat Agresi Militer I Belanda. Pada Masa Agresi Militer
I Belanda, seluruh wilayah Banten termasuk Lebak diblokade. Kebutuhan
masyarakat menjadi sulit bahkan tidak bisa didapatkan. Kondisi ini memicu
masyarakat bertindak kreatif dengan membuat beberapa jenis barang antara lain
vaselin, granat, garam, minyak tanah, sabun, dan obat-obatan yang mutu rendah
di Rangkasbitung. Bangunan bekas Mex Olie Fabrieken inilah yang digunakan
sebagai tempat pembuatan granat bambu, ranjau darat, bom tarik dan mortir.
Namun karena bahan-bahan dan teknologi yang dipakai terbatas maka beberapa
mortir yang dibuat, tidak berfungsi dengan baik dan pelurunya meletus di dalam
tabung (Ali, 2020 dalam Ginandar, 2022).
Gambar 4.66. Gedung Bekas Pabrik Minyak Kelapa Van Mex Olie Fabrieken
4.3.1.5. Water Toren De Rangkasbitoeng
Sebagaimana sebutannya dalam Bahasa Belanda, maka bangunan ini adalah
bangunan Penampung Air, yang berbentuk menara. Berfungsi sebagai menara
penyimpan dan pengatur bagi pasokan air bersih di wilayah Kota Rangkasbitung
pada masa kolonial, terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah-rumah kolonial
Belanda bersama pejabat-pejabat feodalnya. Dibangun pada tahun 1931, toren ini
mengambil sumber air dari Gunung Pulosari. Air yang mengalir masuk dan
kemudian didistribusikan menggunakan teknologi gravitasi yang tidak memerlukan
mesin. Hal ini pula yang menjadi alasan lokasi menara air ini berada di lokasi yang
lebih tinggi disbanding daerah sekitarnya. Saat ini, bangunan ini sudah ditetapkan
sebagai salah satu bangunan Cagar Budaya di Rangkasbitung
88