Page 92 - Laporan Akhir- Kajian Keterkaitan Geo Bio Budaya
P. 92
Jepang yang penuh makna sejarah. Untuk yang bersifat tradisional dicontohkan
dengan uraian hal-hal yang terkait dengan leuit, misalnya penggunaan tanaman-
tanaman tertentu yang ternyata secara ilmiah terbukti memiliki fungsi nyata tidak
sekedar fungsi simbolik.
Unsur budaya intangible (tidak berwujud) lebih dominan dengan tujuan
didapatkan kait-sambung terhadap keragaman geologi dan keragaman biologi untuk
kemudian menjadi bahan mendongeng (storytelling). Secara garis besar unsur
budaya yang disajikan dalam kajian ini berbentuk:
Toponim dan asal-usul suatu lokasi. Uraian meliputi asal-usul dan penamaan
Kasepuhan; penamaan dan sejarah lokasi Keramat, lokasi geosite: curug, gua,
batu menhir.
Aturan-aturan dan bentuk pengelolaan-pelestarian alam seperti di uraian
Masyarakat Hukum Adat (MHA) Kasepuhan Karang dan Hutan Adat, MHA
Kasepuhan Bongkok dan Curug Cipicung.
Aturan, Ritual dan bentuk pengelolaan Padi yang dipegang Masyarakat Hukum
Adat Baduy (Kanekes) yang dikenal dengan Ngukus Ngawalu Muja Ngalaksa dan
MHA Kasepuhan dengan Rukun Tujuh dan dicontohkan pada uraian tentang
Kasepuhan Pasir Eurih.
Uraian-uraian tersebut di atas, diawali dengan gambaran mengenai
Rangkasbitung yang memiliki nilai historis tinggi dan merupakan ibukota
Kabupaten Lebak saat ini.
Gambar 4.63 Peta Sebaran Keragaman Budaya di Geopark Bayah Dome
84