Page 100 - RENCANA INDUK GEOPARK BAYAH DOME
P. 100
Di dalam kesederhanaannya Masyarakat Hukum Adat Baduy/Kanekes, terkenal dengan
pengetahuan lokalnya yang menarik banyak akademisi, ilmuwan untuk meniti “rahasia-rahasia
Ilmu pengetahuan” yang terdapat di dalamnya. Mulai dari Arsitektur permukiman, hingga rumah
dan desain Leuit. Pengetahuan tentang ilmu lingkungan (ekologi), serta pelestarian dan upaya
mengatasi hambatan-hambatan alam dengan cara bijak. (lihat, Iskandar,2004; Iskandar-
Iskandar, 2017;Iskandar,Iskandar, Partasasmita, 2018)
Gambar 2.37 Masyarakat Adat Suku Baduy Luar
Dalam hal pelestarian lingkungan, Masyarakat Adat Baduy memiliki pepatah yang
dijadikan prinsip hidup mereka yang sangat menghargai dan menjaga keseimbangan alam serta
tradisi yaitu: "Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak, pendek teu meunang
disambung, lojong teu meunang dipotong," yang artinya : “Gunung tidak boleh dihancurkan,
lembah atau tanah dataran rendah tidak boleh dirusak. Sesuatu yang pendek atau sederhana
tidak boleh diubah, ditambah atau dilebih-lebihkan. Sesuatu yang panjang atau lurus tidak boleh
dipotong”.
Pemaknaan dari pepatah tersebut adalah; jaga keseimbangan alam dengan tidak
menghancurkan wilayah pegunungan, secara nilai hormatilah tempat-tempat ketinggian atau
hal-hal yang disakralkan. Lembah dan lahan yang subur dijaga agar tetap alami, secara nilai juga
berarti sesuatu yang tidak mendapatkan tempat di ketinggian tetap tidak boleh dirusak. Pendek
tidak boleh dipanjangkan adalah menekankan kesederhanaan hidup dan kejujuran, bahwa
sesuatu sebaiknya tetap apa adanya, jangan dibuat-buat atau ditambahkan. Demikian pula yang
sudah panjang jangan dipotong. Mencerminkan penghormatan pada hal-hal yang sudah ada
secara alami atau secara tradisi, jangan dipotong atau diubah.
Lebih jauh untuk pelestarian lingkungan dikembangkan juga pepatah untuk menjadi
pegangan masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai berikut: “Gunung kaian,
gawir awian, Cinyusu rumateun, sempalan kebonan, pasir talunan, datar sawahan, lebak caian,
legok balongan, situ pulasareun, lembur uruseun, walungan rawateun jeung basisir jagaeun”.
Gunung tanami dengan pepohonan, daerah curam atau jurang-jurang tanami dengan bambu,
Mata Air dirawat dan dijaga. Tanah datar yang subur jadikan kebun, bukit-bukit jadikan kebun
pohon buah-buahan, tanah dataran rendah jadikan sawah, dataran rendah aliri dengan air, yang
berupa lekukan jadikan kolam ikan, danau harus dirawat dan dilestarikan, perkampungan harus
diurus, sungai juga harus diurus dan dilestarikan, dan kawasan pantai harus dijaga.
Secara keseluruhan, pepatah ini mengajarkan tentang prinsip hidup orang Baduy yang
menghormati kelestarian alam dan kesederhanaan. Mereka percaya bahwa manusia harus hidup
selaras dengan alam tanpa merusak atau mengubahnya secara berlebihan, sebagai bentuk
tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan budaya leluhur.
78