Page 124 - Laporan Akhir- Kajian Keterkaitan Geo Bio Budaya
P. 124

Selain itu, dalam 100 gram pedada segar juga mengandung 56 mg vitamin C, hampir
                    sama dengan kandungan satu buah jeruk.

                          Penelitian lainnya juga sudah membuktikan adanya kandungan antioksidan
                    pada  pidada,  seperti  fenol,  tannin,  flavonoid  dan  saponin  yang  baik  untuk
                    menangkal  radikal  bebas.  Nah,  berbagai  manfaat  inilah  yang  membuat  pedada
                    sangat berpotensi untuk bisa dikembangkan lebih banyak lagi dan memiliki nilai
                    ekonomi yang lebih tinggi.


                    4.4.4 Penggunaan Batuan sebagai Situs Prasejarah

                          Peradaban  masyarakat  prasejarah  telah  membuat  bangunan-bangunan
                    sederhana yang konon digunakan sebagai situs pemujaan atau peribadatan. Situs
                    ini  berupa  punden  berundak,  manhir,  dan  bangunan  lainnya  seperti  pada  situs
                    Kosala  dan  Cibedug.  Selain  itu  bentukan  alam  yang  berbentuk  unik  pun  sering
                    digunakan sebagai situs yang di sakralkan seperti Batu Bedil.

                          Penggunaan  material  batuan  keras  seperti  batuan  beku  andesitik  sering
                    digunakan untuk membangun bangunan ini. Pecahan batuan biasanya digunakan
                    untuk  membangun  bangunan  seperti  punden  berundak.  Batuan  dengan  bentuk
                    yang unik seperti columnar joint pun sering digunakan sebagai penyusun manhir
                    atau  batu  lingga.  Bentukan  berbentuk  unik  ini  digunakan  untuk  membedakan
                    dengan  daerah  sekitarnya  atau  sebagai  penanda.  Beberapa  tinggalan  situ-situs
                    prasejarah yang djumpai di Kawasan Geopark Bayah Dome, umumnya terletak di
                    wilayah  perbukitan  (ketinggian)  dan  cenderung  relatif  dekat  dengan  sumberdaya
                    batuan yang akan digunakannya. Sehingga disini terlihat keterkaitan antara aspek
                    bentang  alam  dan  batuannya  dalam  menentukan  lokasi  tempat  peribadatan/
                    pemujaan pada era Megalitik.


                    4.4.5 Toponimi sebagai Respon Masyarakat terhadap Fenomena Alam


                          Penamaan suatu daerah tidak lepas dari fenomena alam yang ada di daerah
                    tersebut, baik fenomena geologi maupun keragaman hayatinya.

                    4.4.5.1 Gua Lalay Sawarna

                          Gua  ini  diberi  nama  Lalay  yang  artinya  kelelawar  dalam  Bahasa  Sunda.
                    Karena, dahulu Gua Lalay merupakan tempat tinggal para kelelawar.  Lalay atau
                    kelalawar di Gua lalay Sawarna diketahui famili atau keluarga dari “Pteropodidae”
                    keluarga lalay atau kelalawarna ini memakan buah-buahan seperti mangga, atau
                    jambu    yang     sudah    siap    petik.   Namun,     binatang    yang    tergolong
                    keluarga Pteropodidae itu  justru  menjadi  salah  satu  daya  tarik  bagi  wisatawan
                    untuk  berkunjung  ke  Gua  Lalay,  Desa  Sawarna,  Kecamatan  Bayah,  Kabupaten
                    Lebak, Provinsi Banten.

                    Ekologi dan Perilaku

                    Kelelawar  (lalay)  umumnya  memakan  bagian  tumbuh-tumbuhan:  buah-buahan,
                    bunga, nektar, serbuk sari, dan juga dedaunan. Ada yang berspesialisasi memakan


                                                            116
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129