Page 126 - Laporan Akhir- Kajian Keterkaitan Geo Bio Budaya
P. 126

4.4.5.2 Citando, Pemandian Air Panas di Tengah Hutan Malingping

                           Hutan  Citando  merupakan  lahan
                    perhutani,  dan  sekarang  di  kelola  oleh  desa.
                    Luas hutan Citando yang dikelola oleh desa 7
                    Ha.  Hutan  Citando  terletak  di  kawasan
                    Malingping  Lebak,  Banten.  Hutan  Citando
                    kondisinya masih alami di tumbuhi oleh jenis-
                    jenis  tumbuhan  alam  khas  hutan  daratan
                    rendah, ketinggian Hutan Citando ± 70 mdpl.
                    Jenis  tumbuhan  hutan  citando  antara  lain  :
                    Terep  (Artocarpus  elasticus),  Loa  (Ficus               Kubung sunda,
                    racemosa),  Kondang  (Ficus  variegata),  Jukut         Galeopterus variegatus
                    palias  (Pogonatherum  crinitum),  dan  lengsir   Status konservasi: Risiko Rendah
                    (PometiAa coreaceae).                             Klasifikasi ilmiah
                                                                      Kerajaan: Animalia
                          Hutan Citando memiliki air terjun batu      Filum: Chordata
                    masjid,  dan  sumber  air  panas,  serta          Kelas: Mammalia
                                                                      Ordo: Dermoptera
                    merupakan  habitata  hewan  mammalia  jenis       Famili: Cynocephalidae
                    tando.  Tando  (Galeopterus  variegatus)  adalah   Genus: Galeopterus
                    satu  dari dua jenis tando yang masih ada di      Spesies: G. variegatus
                    dunia;  jenis  tando  yang  lain  adalah  tando   Nama binomial Galeopterus
                                                                         variegatus (Audebert, 1799)
                    filipina  yang  hanya  ditemukan  di  Filipina.
                    Tando sunda ditemukan di kawasan Asia Tenggara mulai dari Thailand, Malaysia,
                    Singapura dan Indonesia.

                          Ukuran  panjang  tubuh  hingga  kepalanya,  antara  344-375  mm.  Panjang
                    ekornya  241–245  mm.  Kaki  belakangnya  65–73  mm.  Sedangkan  bobotnya  925-
                    1.300 g.

                          Umumnya tando sunda berwarna abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan
                    putih,  tetapi  ada  pula  yang  berwarna  tengguli  atau  berulas  tengguli  bebercak-
                    bercak.  Di  antara  kaki-kakinya  dan  ekornya  terbentang  suatu  selaput  kulit
                    (patagium) yang digunakannya untuk melayang di udara.


                    Legenda Nyai Darsih Dan Toponim Cipanas Citando Kecamatan Malingping

                    Berdasarkan penuturan informan juru kunci air panas Citando, asal kata Citando
                    adalah Cai dan Tando. Tando yang dimaksud adalah sebutan dalam bahasa Sunda
                    untuk sejenis kelelawar besar yang dahulu banyak terdapat di wilayah hutan air
                    panas  Citando.  Dahulu  lokasi  ini  merupakan  hutan  lebat  dengan  pohon-pohon
                    besar dan berawa-rawa.
                    Ki Asari yang mengklaim sebagai kuncen di lokasi ini menyebutkan bahwa sebagai
                    orang asli di Desa Senanghati, ia merupakan turunan ketiga yang menjadi penjaga
                    air panas Citando ini. Lebih jauh diceritakan mengenai keberadaan makam di lokasi
                    tersebut beserta legenda yang menyertainya.
                    Dalam  penuturannya,  makam  tersebut  adalah  makam  Nyai  Darsih  dan  makam
                    pembantu-pembantunya.  Awal  mulanya  adalah  pada  jaman  Angkawijaya  dan


                                                            118
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131