Page 159 - LAPORAN AKHIR MASTERPLAN KAWASAN SABA BUDAYA BADUY DAN SEKITARNYA
P. 159

LAPORAN AKHIR
                                                 Perencanaan Masterplan Kawasan Saba Budaya Baduy dan Sekitarnya

               Dalam  menyusun  sembilan  langkah  di  atas,  benchmarking  dilakukan  terhadap  beberapa
               masyarakat di beberapa negara sebagai berikut:
               1.  CBT  yang  diinisiasi  oleh  Pemerintah:  Masyarakat  berbasis  warisan  budaya  Guisi,
                  Guimaras, Desa Masyarakat Saeongup Filipina, Pulau Jeju, Korea
               2.  CBT yang diinisiasi LSM: Desa Ta Phin, Sapa, Vietnam; Homestay Lashihai, Lijiang, China;
                  Homestay Misowalai, Kinabatangan, Sabah, Malaysia
               3.  CBT yang diinisiasi oleh industri: Saung Angklung Udjo, Bandung, Indonesia; St. Jacobs
                  County, Toronto, Canada; Taman Keramik Shui0Li Snake Kiln, Nantou, China Taipei
               4.  CBT yang diinisiasi oleh Masyarakat: Whale Watch, Kaikoura, Selandia Baru; Kuku Yalanji
                  Dreamtime Walk, Mossman, Australia.


























                Gambar 5.8 Pemberdayaan Masyarakat Baduy melalui Pembinaan dan Edukasi Bersama CSR
                     Sumber: https://www.jawapos.com/ekonomi/01403491/penuhi-tjsl-antam-gelar-bakti-bumn-di-baduy
               Berdasarkan perjelasan di atas, rencana pengembangan sumber daya manusia, pelibatan
               pemberdayaan masyarakat antara lain sebagai berikut:
                   •  Pengembangan masyarakat lokal sebagai sumber daya manusia (SDM) pariwisata di
                       kawasan Baduy dan sekitarnya dimulai dengan penyusunan peta jalan yang terarah
                       dan  komprehensif.  Peta  jalan  ini  mencakup  identifikasi  kebutuhan  masyarakat,
                       penilaian  tingkat  kesiapan  mereka,  serta  rencana  pembangunan  kapasitas  untuk
                       mendukung pengembangan wisata, khususnya keterampilan dalam penyediaan dan
                       pelayanan produk wisata. Proses ini dilakukan melalui pendekatan partisipatif, di mana
                       masyarakat dilibatkan secara aktif untuk memberikan masukan mengenai kebutuhan
                       mereka, potensi yang dapat dikembangkan, dan tantangan yang dihadapi. Dengan
                       adanya peta jalan yang jelas, pengembangan SDM dapat dilakukan secara terukur
                       dan berkesinambungan sesuai dengan karakteristik dan budaya masyarakat Baduy
                       dan  desa  sekitarnya.  Penyusunan  peta  jalan  ini  dapat  melibatkan  tenaga  ahli
                       profesional dan dukungan dari pemerintah daerah.
                   •  Peningkatan  kapasitas  SDM  pariwisata  dan  masyarakat  lokal  menjadi  langkah
                       berikutnya.  Pelatihan  dan  edukasi  publik  diberikan  untuk memperkuat  kemampuan
                       masyarakat dalam memberikan pelayanan wisata, seperti keterampilan komunikasi,
                       manajemen  homestay,  serta  pengelolaan  kerajinan  dan  produk  lokal.  Selain  itu,


                           BIDANG DESTINASI
                           DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
                           PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK                                             5- 20
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164