Page 58 - RENCANA INDUK GEOPARK BAYAH DOME
P. 58
8. Penanganan Perubahan Iklim (SDG 13)
Upaya mitigasi perubahan iklim melibatkan kegiatan penanaman pohon dan edukasi
masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana. Kolaborasi BP Geopark Bayah Dome dengan
Gugus Mitigasi Lebak Selatan menghasilkan peta jalur evakuasi bencana dan kegiatan
penanaman pohon di TNGHS dan pesisir selatan, yang bertujuan melindungi wilayah rawan
bencana dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan perubahan iklim. Pengakuan dari
UNESCO terhadap inisiatif ini menegaskan pentingnya kolaborasi dan kearifan lokal dalam
mitigasi bencana.
9. Ekosistem Daratan (SDG 15)
Dalam upaya melestarikan ekosistem daratan, BP Geopark Bayah Dome bekerja sama dengan
TNGHS dan Perum Perhutani untuk menjaga kualitas tutupan lahan dan keanekaragaman
hayati. Pemasangan papan larangan perusakan habitat menunjukkan komitmen terhadap
konservasi. Kualitas tutupan lahan yang meningkat secara konsisten berkontribusi pada
indikator positif lingkungan hidup di Kabupaten Lebak.
10. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (SDG 17)
Kemitraan strategis dengan universitas seperti UNTIRTA dan UNBARA mendorong
pengembangan digital dan literasi ilmiah di kawasan Geopark. Program kedaireka matching
fund memperkuat promosi dan edukasi berbasis teknologi. Selain itu, BP Geopark Bayah
Dome aktif berkolaborasi dengan Geopark Nasional lainnya untuk membentuk jejaring yang
lebih luas, mendukung promosi regional, dan memperkuat posisi Geopark di kancah nasional
dan internasional.
Dengan kontribusi yang mencakup berbagai aspek pembangunan berkelanjutan,
Geopark Bayah Dome menjadi contoh nyata bagaimana pengembangan pariwisata dapat selaras
dengan pencapaian SDGs, mendorong kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan
secara berkelanjutan.
2.6.2 Analisis Karakteristik Sosial Budaya dan Kesetaraan Gender
Secara administratif, Kabupaten Lebak terdiri dari 28 Kecamatan, 340 Desa, dan 5
Kelurahan. 15 Kecamatan diantaranya merupakan desa-desa yang menjadi Kawasan Geopark
Bayah Dome. Konon, jauh sebelum Kesultanan Banten berdiri, nama Lebak telah diabadikan
menjadi nama sebuah dusun atau kampung. Julukan Lebak dalam tradisi setempat dan atau
berdasarkan Oral History disebut sebagai Jagat Kidul .
Masyarakat Lebak sejak dulu dikenal dengan sebutan rahayat karamaan, yang artinya
masyarakat yang jauh dari hiruk pikuk pusat kerajaan. Ciri-ciri rahayat karamaan bisa dilihat
pada kehidupan sosial masyarakat hukum adat Baduy yang cenderung egaliter dalam melakukan
aktivitas sehari-harinya. Tradisi Sunda buhun ini juga tercermin di masyarakat hukum adat
Kasepuhan Banten Kidul yang tersebar di Kabupaten Lebak.
Walaupun demikian, sebagian masyarakat Lebak mengenal stratifikasi sosial bangsawan
ke-Bantenan dan Priangan. Kelompok masyarakat yang memiliki ikatan darah dengan
Kesultanan Banten ini dipandang sebagai kaum bangsawan dengan gelar Tubagus bagi kaum pria
dan Ratu bagi kaum perempuan. Terdapat pula gelar Raden yang diturunkan bangsawan yang
berasal dari Priangan.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Lebak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.
Nilai-nilai Islam ini tercermin dalam gaya hidup, norma, dan etika sosial. Agama Islam juga
36